Sistem Ekonomi Islam, Pengertian dan Prinsip – prinsipnya

  • Whatsapp
Sistem Ekonomi Islam, Pengertian dan Prinsip-prinsipnya

Sistem ekonomi Islam merupakan upaya yang digunakan manusia untuk mencapai tujuan dalam berkhidmat kepada sesama manusia dalam pemenuh kebutuhannya yang tentu memiliki keterikatan sebagai makhluk sosial, namun dalam pemenuhan ketertariakan dan kebutuhan tersebut dengan menggunakan cara-cara yang sesuai dengan ketentuan syariat.

Islam hadir di tengah-tengah masyarakat bukan hanya perihal hubungan ke-Tauhid-an saja, akan tetapi juga memperbaiki akhlak, muasyarah, dan muamalah kepada seluruh lapisan masyarakat.

Read More

Terkait dengan Ekonomi, ajaran Islam memiliki suatu sistem tersendiri dalam menjalankannya, yaitu bagaimana hubungan manusia dengan Tuhan tidak pernah lepas dari pada aturan atau jalan petunjuk yang menggiring manusia kepada kesejahteraan dan keselamatan hidup di dunia dan di akhirat.

Pengertian Sistem Ekonomi Islam

Apabila ditanyakan mengenai pengertian Ekonomi Islam, tentu tidak akan ada habisnya. Pengertian atau definisi ekonomi Islam telah banyak dijelaskan dan diungkapkan oleh para ahli. Berikut beberapa ahli yang memberi pengertian atau mendefinisikan tentang ekonomi Islam:

1. Muhammad Abdul Manan

Ekonomi Islam adalah sebuah cabang Ilmu Pengetahuan Sosial yang mempelajari mengenai masalah-masalah ekonomi masyarakat yang diangkat dari nilai-nilai islam. Muhammad Abdul Manan mengatakan bahwa Ekonomi Islam merupakan bagian dari suatu tata kehidupan lengkap yang didasarkan pada empat bagian nyata dari pengetahuan, yaitu al-Quran, Sunnah, Ijma dan Qiyas.

2. Hasanuz Zaman

Menurut Hasanuz Zaman Ekonomi Islam merupakan pengetahuan, aplikasi dan aturan syariah yang mencegah ketidak adilan dalam permintaan dan pembuangan sumber daya material untuk memberikan kepuasan kepada manusia. Tidak hanya itu, Ekonomi Islam juga memungkinkan mereka untuk melakukan kewajiban mereka kepada Allah dan masyarakat.

3. Monzer Kahf

Monzer Kahf menyatakan bahwa Ekonomi Islam adalah bagian dari Ilmu Ekonomi yang mempunyai sifat interdisipliner. Dalam arti kajian Ekonomi Islam ini tidak dapat berdiri sendiri tetapi perlu penguasaan yang baik dan mendalam terhadap ilmu-ilmu syariah dan ilmu pendukungnya. Bagi yang lintas keilmuan termasuk di dalamnya terhadap ilmu-ilmu yang berfungsi sebagai tool of analysis, seperti matematika, statistik, logika, dan ushul fiqh.

Dari penjabaran para ahli tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa sistem Ekonomi Islam adalah suatu sistem yang bertujuan untuk memenuhi segala kebutuhan manusia yang disebut kegiatan Ekonomi yang dijalankan berdasarkan syariat Islam atau aturan-aturan Allah dengan bersandarkan kepada al-Quran dan Hadits Nabi Muhammad sebagai pedoman yang tujuan akhirnya adalah keridhaan Allah, dengan menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat islam serta tidak mengesampingkan dari pada ilmu-ilmu penunjangan lainnya.

Adapun Ekonomi Islam sebagai alat dalam menganalisis kegiatan ekonomi seperti matematika, statistik, logika, dan ushul fiqh dalam pengambilan hukum tersebut, secara umum Sistem Ekonomi Islam ada 4 nilai yang ada dalam pembetukan prinsip Ekonomi Islam.

Baca Juga: Konsep Dasar Ekonomi Islam Di Indonesia

4 Prinsip Nilai dalam Sistem Ekonomi Islam

Adapun 4 nilai yang ada dalam pembetukan prinsip Ekonomi Islam adalah sebagaimana berikut:

1. Ketauhidan

Bahwa Segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT, maupun kegiantan yang dilakukan manusia adalah bertujuan untuk beribadah kepada Allah SWT

2. Adil

Islam mengajarkan keadilan, tidak mendzolimi, dan tidak didzolimi oleh orang lain, menimbang segaa sesuatu penuh dengan takaran yang sesuai. Hal ini peerlu dibekali dengan sikap sebagai mana sifat nabi Muhammad SAW, seperti Shiddiq (jujur), Amanah, Tabligh, dan fathonah (cerdas) dalam membaca situasi ekonomi dan menghadapi manusia.

3. Khilafah (Pemerintahan)

Khilafah atau pemerintahan diperlukan untuk menjamin hak-hak masyarakat dalam menjalankan kegiatan ekonomi, mengontrol kecurangan, dan membantu memperlancar kegiatan ekonomi.

4. Hasil (Ma’adi)

Motivasi dari seorang pengusaha muslim adalah untuk mencapai keuntungan dunia dan akhirat.

Selanjutnya ketika 4 nilai prinsip di atas yang menjadi dasar dalam menjalankan perekonomian, maka hal tersebut akan mempengaruhi cara cara pandang dalam mengambil sikap, dan kemudian dapat dipastikan bahwa sikap tersebut akan sesuai dengan sistem ekonomi Islam.

Sistem Ekonomi Islam dalam Cara Pandang dan Sikap

Berikut adalah beberapa sikap yang lahir dari pelaksanaan prinsip dasar ekonomi islam, yaitu sebagaimana berikut:

1. Allah Pemilik Segala Sesuatu

Allah memberikan kekayaan kepada manusia dan Dia adalah pemilik segala sesuatu, sebagaimana ayat berikut, “Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah”. (Qs. Taha: 6)

2. Kekayaan Dunia adalah Mencari Kehidupan Akhirat

Manusia harus menggunakan kekayaan yang diperolehinya di dunia untuk mendapatkan kehidupan yang baik dan kesejahteraan di Akhirat kelak. “Pedagang yang jujur lagi amanah adalah bersama-sama para nabi, para siddiqin dan para syuhada” (HR. Bukhari)

3. Dunia Tidak Boleh Diabaikan dalam Mendapatkan Akhirat

Manusia tidak boleh mengabaikan bahagiannya di dunia ini. Manusia hendaklah bekerja sekuat-kuatnya untuk mendapatkan kebaikan di dunia dengan cara yang paling adil dan dibenarkan oleh undang-undang.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya” (Qs. Al-Maidah:87-88)

4. Berlaku Adil Kepada Sesama Manusia

Manusia mestilah berlaku baik terhadap sesama manusia. Hendaklah mereka melaksanakan tanggungjawab terhadap masyarakat dan membantu orang-orang yang berada dalam kesusahan.

“Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridaan Allah; dan mereka itulah orang-orang beruntung” (Qs. Ar-Rum:38)

5. Tidak Boleh Melakukan Kerusakan

Manusia mesti menghindari dirinya dari melakukan pebuatan-perbutan dosa yang termasuk dalamnya kegiatan-kegiatan mencari hasil kekayaan dengan cara yang tidak adil, mubazir dalam penggunaan sumber-sumber dan hasil-hasil kekayaan serta melakukan penipuan dalam bisnis.

“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui” (Qs. Al-Baqarah: 188)

6. Menjunjung Kebebasan Individu

Manusia mempunyai kebebasan untuk membuat keputusan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan nidupnya. Dengan kebebasan ini manusia dapat bebas mengoptimalkan potensinya. Kebebasan manusia dalam Islam didasarkan atas nilai-nilai tauhid suatu nilai yang membebaskan dari segala sesuatu kecuali Allah. Nilai tauhid inilah yang akan menjadikan manusia menjadi berani dan percaya diri.

7. Mengakui hak individu terhadap harta

Islam mengakui hak individu untuk memiliki harta. Hak pemilikan harta hanya diperoleh dengan cara-cara yang sesuai dengan ketentuan Islam. Islam mengatur kepemilikan harta didasarkan atas kemaslahatan sehingga keberadaan harta akan menimbulkan sikap saling menghargai dan menghormati. Hal ini terjadi karena bagi seorang muslim harta sekedar titipan Allah.

Baca Juga: Prospek Kerja Ekonomi Syariah Era Milenial di Indonesia

8. Ketidaksamaan Ekonomi dalam Batas yang Wajar

Islam mengakui adanya ketidaksamaan ekonomi antar orang perorangan. Salah satu penghalang yang menjadikan banyaknya ketidakadilan bukan disebabkan karena Allah, tetapi ketidakadilan yang terjadi dikarenakan sistem yang dibuat manusia sendiri.

Misalnya, masyarakat lebih hormat kepada orang yang mempunyai jabatan tinggi dan lebih banyak mempunyai harta, hingga masyarakat terkondisikan bahwa orang-orang yang mempunyai jabatan dan harta mempunyai kedudukan lebih tinggi dibanding yang lainnya. Akhirnya, sebagian orang yang tidak mempunyai harta dan jabatan merasa bahwa, “Allah itu tidak adil”.

9. Sistem Ekonomomi Islam Memastikan Jaminan Sosial

Setiap individu mempunyai hak untuk hidup dalam sebuah negara: dan setiap warga negara dijamin untuk memperoleh kebutuhan pokoknya masing-masing. Memang menjadi tugas dan tanggungjawab utama bagi sebuah negara untuk menjamin setiap negara, dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan prinsip “hak untuk hidup”. Dalam sistem ekonomi Islam negara mempunyai tangj jawab untuk mengalokasikan sumberdaya alam guna meningkatkan kesejahteraan rakyat secara umum.

10. Sistem Ekonomomi Islam Mengatur Distribusi Kekayaan

Islam mencegah penumpukan kekayaan pada sekelompok kecil masyarakat dan menganjurkan distribusi kekayaan kepada semua lapisan masyarakat. Sumberdaya alam adalah hak manusia untuk dipergunakan manusia untuk kemaslahatannya, upaya ini tidak menjadi masalah bila tidak ada usaha untuk mengoptimalkan melalui ketentuan-ketentuan syariah.

11. Sistem Ekonomi Islam Melarang Menumpuk Kekayaan

Sistem ekonomi Islam melarang individu mengumpulkan harta kekayaan secara berlebihan. Seorang muslim berkewajiban untuk mencegah dirinya dan masyarakat supaya tidak berlebihan dalam pemilikan harta. Seorang muslim dilarang beranggapan terlalu berlebihan terhadap harta sehingga menyebabkan ia mengunakan cara-cara yang tidak benar untuk mendapatkannya.

12. Kesejahteraan Individu dan Masyarakat

Islam mengakui kehidupan individu dan masyarakat saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Masyarakat akan menjadi aktor yang dominan dalam membentuk sikap individu sehingga karakter individu banyak dipengaruhi oleh karakter masyarakat. Demikian juga sebaliknya, tidak akan terbentuk karakter masyarakat khas tanpa keterlibatan dari individu-individu.

Karakteristik Sistem Ekonomi Islam

Dari pemaparan diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Sistem Ekonomi Islam memiliki karakter sebagai berikut :

  1. Segala Sumber Kekayaan Alam Semesta dari Allah SWT
  2. Segala Kekayaan yang kita Miliki adalah Milik Allah SWT
  3. Kemakmuran dicapai Di Dunia dan Di Akhirat

Keunggulan Sistem Ekonomomi Islam

Adapun keunggulannya dari pada Sistem Ekonomomi Islam adalah:

1. Kebebasan Individu Dijamin dalam Islam

Dalam Islam tidak ada pengekangan dalam berkarya, asal masih dalam ranah batasan-batasan syariat Islam, Segala bentuk kegiatan Ekonomi, baik perdagangan, pertanian, peternakan, kerajinan tangan, Bisnis, dipersilahkan selebar-lebarnya demi mencapai kesejahteraan.

2. Pengakuan Hak Kepemilikan Harta Diakui dalam Islam

Berbeda dengan Sosialis Komunis, harta dalam individu tiap muslim diakui sebagai kepemilikan pribadi, bukan diakui dan dimonitoring Negara. Dan tidak berhak orang lain mengambil harta yang bukan miliknya secara dzolim, bahkan harta anak yatim sekalipun dilindungi dalam Islam.

3. Negara Diberi Wewenang Turut Campur dalam Perekonomian Rakyat

Maksudnya adalah Negara menjamin kebebasan rakyatnya untuk melakukan kegiatan Ekonomi, namun juga menjaga agar Kegiatan tersebut tidak mendzolimi individu lain, semisal ramah lingkungan, monopoli usaha, memberikan modal ketrampilan, dan lain sebagainnya.

4. Adanya Ditribusi Kekayaan dalam Islam

Islam memang memberikan kebebas Individu dalam memperoleh kekayaan, akan tetapi Islam juga melarang berlebih-lebihan dalam menumpuk kekayaan sedangan ada hak rakyat kecil yang harus dibantu. Distribusi kekayaan biasanya berupa zakat, infaq dan sedekah.

Baca Juga: Asas-Asas Transaksi Ekonomi Dalam Islam

Demikianlah pemaparan Sistem Ekonomi Islam yang peru kita ketahui sebagai pembelaajaran dan pengetahuan agar kehidupan kita terarah dalam mencapai kemakmuran bersama namun tidak mengindahkan nilai-nilai Syariat yang sudah digariskan oleh Allah SWT.